Oleh : Yogi Syahputra Alidrus (Koorpresnas BEM PTMAI se Indonesia)
JAKARTA, inifakta.co – Kemajuan suatu peradaban tidak dapat dilepas dari peran sumber daya generasi muda di dalamnya. Dengan kapasitas etos, intelektual dan semangat kolaborasi yang tinggi, generasi ini dapat mendinamisir kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik. Tentu saja,
kemajuan itu dapat diperoleh di atas perjuangan generasi muda terpelajar atau berpendidikan. BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah se Indonesia (BEM PTMAI) adalah bagian dari kompenen penting ini.
Problem kebangsaan hari ini tidak lain dari masalah anak muda. Sektor informal yang didominasi generasi ini memiliki kualitas, keamanan, dan tingkat upah rendah. Oleh karena itu, upaya sitematis perlu dilakukan negara dan masyarakat termasuk generasi muda yang ada di BEM PTMAI untuk meningkatkan peluang Indonesia menjadi negara maju ke depan.
Dengan berbagai permasalahan isu yang kerap terjadi pada bangsa hari ini, Maka BEM PTMAI harusnya mengacu kepada kehendak umum (kemaslahatan umat). Dengan begitu Tidak ada satupun peradaban maju dibangun hanya dengan satu kekuatan hegemonik. Demokratisasi adalah keniscayaan dan harus diperjuangkan oleh setiap individu, termasuk para seluruh Mahasiswa/Mahasiswi Muhammadiyah se Indonesia. Oleh karena itu saya mengemukakan 5 esensial wawasan BEM PTMAI kedepan yang kita akan bergerak secara inklusif yakni
1.Implementasi Nilai-nilai atau prinsip organisasi
2.Memperkuat daya kritis serta menjadikan peresponan isu kebijakan publik sebagai candradimuka untuk BEM PTMAI itu sendiri
3.Tranformasi sosial dan merawat kebhinekaan yang beragam sesuai dengan asaa inklusif berkemajuan
4.Implementasi nilai religiusitas yang berkemajuan
5.Kemandirian Ekonomi Kreatif, dan Menghiasi produk digital sebagai langkah taktis untuk kita bersama-sama menunjukan BEM PTMAI sebagai alieansi yang mengutamakan asaa maruf nahi mungkar serta mengkomplekskan ide mitra strategis dengan keadaban publik yang sesuai dengan etika moral peradaban.
Rupanya arus perubahan zaman bergerak ke arah keterbukaan. Ada banyak kemudahan sekaligus masalah yang muncul sebagai konseskuensinya. Isu-isu seputar kesetaraan
gender, krisis iklim, lompatan teknologi dan lainya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perhatian BEM PTMAI se Indonesia. Oleh karena itu saya mengidentifikasi ada 3 pilar utama yang terdapat dalam tubuh BEM PTMAI sebagai alieansi yang mengutamakan asas maruf nahi mungkar.
1.Pilar Ilmu Alamiah, dan Amal ilmiah
Kewajiban orang yang memiliki ilmu, adalah mengamalkannya. “Ilmu amaliah, amal ilmiah”, mengamalkan ilmu yang kita miliki dan mendasari amal yang kita lakukan dengan ilmu. Sebagai mahasiswa, membangun pilar intelektualisme sebagai identitas personal maupun komunal. Pilar ini memiliki akar teologis yang bersumber dari kitab suci umat islam. Di antara banyak ayat Al Quran
yang menyeru pada penguatan ilmu pengetahuan surah Al-Jasiyah ayat 13 adalah
sandaran yang dapat digunakan “Dan Dia menundukkan apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari-Nya. Sungguh, dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orangorang yang berpikir”. Ayat ini adalah inspirasi untuk mendorong kader-kader ikatan agar istiqamah dalam
mengemban ilmu pengetahuan, tentunya dengan eksplorasi di ruang-ruang akademik
juga lingkungan masyarakat.
2.Pilar Social Movement
Dalam Refleksi Kritis Menuju Transformasi Sosial, BEM PTMAI kedepan akan berkomitmen untuk mengatasi permasalahan kompleks dalam organisasi mahasiswa dan meng implementasikan nilai-nilai sosial kepada masyarakat. Dengan fokus pada pengembangan pemimpin yang memiliki visi jelas dan berdaya saing tinggi, diharapkan BEM PTMAI akan terus menjadi kekuatan positif dalam membentuk karakter mahasiswa, menyediakan
platform untuk pertumbuhan kepemimpinan, dan menjawab tantangan era globalisasi.
- Pilar Pergerakan
Merefleksikan soal kebijakan yang ada merupakan salah satu chiri khas dari mahasiswa itu sendiri sebagai agen of kontrol. Oleh karena itu kedepanya BEM PTMAI akan mengedepankan gerakan-gerakan yang membela kaum mustad afin sehingga terciptanya peradaban yang mengutamakan esensi keadilan dan kepaatian.
Tiga pilar itu selain sebagai bentuk eksistensi dan kontribusi nyata BEM PTMAI bagi bangsa dan negara, juga sebagai jaminan untuk mewujudkan kemandirian garakannya. Hal ini adalah maksud dari narasi-narasi teologis dan akademis yang melangit untuk dibumikan dalam aksi nyata secara bersama-sama sehingga terciptanya paripurna yang sesunguhnya. Inilah yang disebut sebagai Kolektif Paripurna, sebab BEM PTMAI meyakini, Kebersamaan adalah nilai fitrah terbesar untuk menciptakan peradaban yang lebih tinggi. Posisi tawar anak muda BEM PTMAI harus melintasi multisektor, baik formal-informal, tingkat desa hingga dunia internasional.(bolas)