JAKARTA, inifakta.co – Warga masyarakat penerima bantuan berupa Sembako plus Nasi kotak yang menjadi program unggulan Polres Metro Jakarta Timur ternyata mengisahkan banyak persoalan dan kritikan dari kalangan masyarakat.
Bahkan tidak sedikit warga yang mempertanyakan sumber dana yang sudah dibelanjakan untuk kegiatan kaum duafa tersebut.
Dari hasil percakapan media ini secara acak ke lokasi penerima bantuan sejatinya warga kurang setuju bila polisi terlibat langsung bagi bagi sembako terhadap warga yang nota bene dianggap kurang mampu.
Sebab, warga meyakini tugas utama polisi adalah melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat sesuai amanah, Tri Brata dan Catur Prasetya Polri.
“Tugas polisi melindungi memberi rasa aman bagi warganya, bukan bagi bagi sembako, itu kan tugasnya dinas sosial, departemen sosial, memang anggaran untuk itu ada. Lah, polisi, dari mana anggarannya”, kata Fahrudin, (nama samaran), ketika ditemui di terminal terpadu Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Sabtu,(15/6/2024)
Pria paruh baya ini adalah sopir angkot Jak Linko 27 jurusan Pulo Gebang – Rorotan, Cakung, juga salah satu penerima Bansos beberapa minggu lalu.
“Tiga pekan lalu, disini,(Terminal Terpadu) memang ada acara pemberian Sembako bang, katanya sih, dari Polres Jakarta Timur”, ucap Fahrudin seraya diamini sesama sopir lainnya.
Lain halnya Ibu Faridah, (62) warga yang tinggal di Jl Keadilan, Cakung, Jakarta Timur ini mengatakan terimakasihnya kepada polisi yang peduli dengan warganya. “Saya sih, berterimakasih ya, terlepas apa kata orang, mau itu pencitraan, tapi bukti nyata sudah dibuktikan oleh polisi mau berbagi peduli sama warga”, tutur Faridah saat ditemui di salah satu loket penjualan karcis bus antar kota antar propinsi (AKAP) Sabtu, lalau.
Faridah berharap kehadiran polisi ada, mengingat kejahatan jalanan belakangan ini sudah diambang batas. “Saya sedih, baca berita, kejahatan jalanan meraja lela. Tawuran antar kelompok pemuda, aksi begal dimana mana. Makanya kehadiran polisi sangat dibutuhkan”, ucap Faridah menutup pembicaraannya.
Ditempat terpisah, Solihin,(47) warga yang tinggal di Jl Rasamala Dalam, Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur ini berpendapat sebaiknya polisi hadir ditengah masyarakat sudah cukup. Yang dibutuhkan warga adalah rasa aman.
“Bagi saya, bila polisi hadir ditengah masyarakat bukan untuk tangkap penjahat, itu, adalah bentuk pencitraan semata. Masa polisi hadir ditengah masyarakat lantas bagi bagi bansos, itu kan tugasnya gubernur, walikota camat melalui dinas sosialnya. Polisi tugasnya penegakan hukum”, ungkap Solihin kesal.
Pria yang buka usaha toko obat di Pasar Pramuka, ini mengaku kekesalannya terhadap pemerintahan sekarang ini. “Abang bisa lihat, siapa tidak gondok melihat perilaku pejabat yang kerjanya hanya bisanya korupsi. Tidak peduli uang yang dikorupsi itu juga uang rakyat”, ujar Solihin.
Ironisnya kata Solihin, budaya korup itu juga dipamerkan oleh pejabat tingkat propinsi, Mereka bangga menghabiskan uang rakyat tanpa ada rasa malu sedikitpun.
“Bayangkan, uang miliaran yang seharusnya diperuntukan bagi warga miskin, kaum duafa, ini, nyaris tak ada aksinya. Kalau ada urat malunya seharusnya pejabat dinas sosial bergerak turun dong melihat seperti apa di lapangan”.
Jadi menurut hemat saya tingkat kepekaan kepolisian tentu masih ada nilai plusnya dibandingkan dengan lainnya. Jadi, sudalah, biarkan hanya Tuhanlah yang tahu”, tutup Solihin.
Perlu diketahui Polres Metro Jakarta Timur selama ini tak henti hentinya melakukan amal baiknya dengan cara memberikan bantuan berupa sembako plus Nasi kotak kepada warga yang membutuhkannya.
Dan program ini merupakan program unggulan Polres Metro Jakarta Timur dan diharapkan kebaikan ini juga perlu di contoh oleh polres yang ada dibawah kendali Polda Metro Jaya.
Terbaru, Polres Metro Jakarta Timur beserta jajarannya melakukan amal bakti sosial sekaligus menyerahkan bantuan berupa sembako kepada anak anak di Griya Yatim dan Duafa Jl, Kayu Manis IV, Kec. Matraman, Jakarta Timur, Sabtu,(15/6/2024)
Acara tersebut berlangsung dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara ke 78 tahun.
Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly langsung turun tangan memberikan bantuan ‘mantap dan taktis’ (las)